Romo Rafael Tri wijayanto






Romo Tri mempunyai nama lengkap Rafael Tri Wijayanto yang berarti : Tri adalah tiga (anak ke tiga), wi artinya lebih dan jaya artinya unggul. Orang tuanya berharap agar nantinya anak tersebut menjadi anak yang unggul (ada sesuatu yang lebih dari dalam dirinya).
Romo dilahirkan di desa Dendan Taskombang Manisrenggo, Klaten. Romo Tri yang baru saja merayakan ulang tahun yang ke-39 pada tanggal 25 November 2009. Ia dibesarkan dikeluarga yang sederhana sehingga membuat dia menjadi pribadi yang ulet, suka bekerja keras dan hidup sederhana pula. Pada tahun 1984 mulai mengenyam pendidikan di SDN Taskombang II selama 6 tahun. Kemudian melanjutkan di SMP Sanjaya Prambanan yang sayang sekarang sudah ditutup oleh pemerintah. SMAN 1 Prambanan adalah sekolah menegah yang menjadi pilihannya sampai ia lulus pada tahun 1990. Tidak langsung kuliah, tetapi dia malah mengikuti kursus computer. Bekerja di salah satu Yayasan Pendidikan Katolik di Jakarta sebagai karyawan selama 5 tahun lebih, sepulang berkerja setiap sore sampai malam, ia kuliah di STMIK Budi Luhur Jakarta mulai tahun 1992-1995.
Pangggilan menjadi romo tidak langsung diterima sejak kecil. Awal tumbuhnya diajak ke pertapaan St. Maria Rawaseneng dan makam rama-rama di Muntilan. Tetapi tidak ada gaungnya sampai SMA sampai akhirnya saat tinggal di Tangerang ia bertemu dengan pastor OSC di paroki St. Agustinus, Karawaci, Tangerang. Yang sangat berjasa adalah pastor Christ Tukiyat OSC. Akhirnya tahun 1996 dengan tekad bulat memutuskan masuk seminari menjadi calon imam Keuskupan Agung Semarang. Pada tanggal 12 Juli 1996 mulai menjalani formatio sebagai calon imam.
Tahap pertama di Wisma Sanjaya, Jangli Semarang. Selama 1 tahun mejalani TOR (Tahun Orientasi Rohani). Kemudian meneruskan peziarahan di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta untuk study filsafat dan teologi. Setelah menyelesaikan tahap pertama studi filsafat dan teologi (selama 3 tahun) pada tahun 2000.

Selama 1 tahun ia menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat. Tahun 2001 kembali ke Kentungan untuk menyelesaikan study teologi sampai tahun 2003.
Menjalani program profesi imamat sampai 26 Mei 2004. Sebelumnya tanggal 17 April 2004 ditahbiskan menjadi Diakon oleh Bapak Uskup. Kemudian tanggal 29 Juni 2004 menerima Tahbisan Imamat.

Sejak kecil sangat menyukai seni khususnya gamelan dan pewayangan. Menurutnya Gamelan dilain sisi untuk melestarikan budaya jawa juga mempunyai makna lebih, yaitu membuat diri kita lebih tenang dan menemukan inspirasi. Tak heran semenjak Romo Tri menetap di pastoran Jumapolo, gamelanpun diusung untuk menambah inventaris gereja. Ia menganjurkan agar seluruh umat dapat memanfaatkan gamelan tersebut dengan sebaik-baiknya, untuk mengenal salah satu seni budaya jawa ini bagi umat yang awam dibidang ini, mengisi misa kita dengan gaya jawa, bahkan untuk mengisi waktu luang, dan yang tak kalah pentingnya melatih generasi muda kita untuk mencintai akar kebudayaan yang memang semestinya kita jaga dan kenal.
Baru beberapa bulan berkarya di Jumapolo, ia telah menumbuhkan nilai-nilai positif tentang keimanan, dan menyoroti kehidupan sosial di paroki ini. Ia selalu berpesan untuk kita dari tiga wilayah yang berbeda untuk menjalin kebersamaan dan bersatu membangun pondasi iman yang kuat di gereja kita yang tercinta ini. Salah satunya adalah meninggalkan keegoisan kita,dan mulai bertindak proaktif sebagai dasar untuk mewujudkan semua itu.

Menurut romo seorang imam itu tidak seperti GAJAH DIBLANGKONI, BISA KOJAH ORA BISA NGLAKONI dan juga bukan seseorang yang otoriter (amisesa), melainkan seorang pamurba yang senantiasa terbuka terhadap rahmat kasih Allah dan murah hati dalam menyalurkan rahmat kasih Allah bagi umat.
Pesan kami buat romo, SELAMAT BERKARYA DAN SEHAT SELALU

1 komentar:

Wiwied mengatakan...

Romo Tri...keren banget....

Posting Komentar

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. (Luk 10:21)