Paroki St. Stephanus Jumapolo: RABU PAGI

Pagi ini (Rabu, 28 Okt 2009) keluarga pastoran mengadakan kerja bakti melanjutkan pembangunan parkiran. Keadaan ini sangat berbeda dengan hari-hari biasanya. Biasanya yang mengerjakan adalah tukang-tukang (antara lain: Pak Wiyono, Pak Kirman, dan Pak Riyanto) tetapi karena saat ini didaerah kami sedang lagi musim tanam (labuhan), mereka minta libur 3 hari menyempatkan waktu untuk menanam kacang, jagung dan menggarap sawah.

Pak Sarimin (koster) & Frater Y. Wicaksono, mengayak (bahasa indonesiane: Menyaring pasir) dipisahkannya pasir yang halus dan batu kerikil-kerikil. Sambil menggoyangkan badan, tak terasa keringat keluar dari dahi Frater. tes...tes....tes...... SUMUX Rek..............

Sedangakan Romo Paroki (R. Rafael Tri Wijayanto, Pr) sekarang sedang melakukan pemasangan batu tlasah, batu ini diambil dari klegung (sungai besar) Njlantah dan Nggudug. Batu dipasang di dinding tembok parkiran, (seperti di dalam foto). Romo memberi contoh kepada seluruh umat, agar mau membantu dalam bentuk apapun untuk Gereja, dengan didasarkan pada kesadaran untuk

memajukan paroki.

Setelah selang beberapa jam, Pak Sarimin dan Frater menebang bambu untuk membuat kandang kelinci. Ada yang pengen tau cerita kelincinya Frater?.....

begini ceritanya:

Pada saat itu, ada umat yang memberikan 2 ekor kelinci, katanya kelinci australia padahal kelinci ndeso....hahahaaaaa..... Karena kerap diejek oleh teman-teman termasuk saya (yuliet) kelincinya dilepas di kebun, sehingga dapat berkeliaran kemana-mana. Satu hari,,,,,,,, aman, dua hari,,,,,,, aman, tiga,,,,,,, hari aman. hari berikutnya.,,,,,,,,,, lenyaplah kelincinya. Terus beberapa Minggu kemudian ada temennya yang memberi kelinci australia, tapi ada yang bilang ini bukan kelinci australia, tapi kancil karena badane gede kaya kancil....hehehe sekarang sudah punya anak 9, yang 6 mati yang 3 hidup tapi paling-paling beberapa hari lagi mati....... (kita doakan saja) heheheheeeee.

Sekian cerita pagi sampai siang keadaan di pastoran jumapolo.

"Mas Sugeng makan pisang pakai helem"

Sugeng Siang Berkah Dalem

Kisah Hidup Sang Pelindung

SANTO STEPHANUS MARTIR PERTAMA

Hari ini tidak sama dengan hari kemarin. Sukacita dan kegembiraan hari kemarin karena Kelahiran Yesus Kristus, seolah sirna seketika dengan tragedi iman Pembunuhan Diakon Stefanus yang dirayakan Gereja hari ini.

Satu-satunya sumber informasi terpercaya tentang Stephanus adalah Kisah Para Rasul bab 6 dan 7. Di dalamnya Stephanus ditampilkan sebagai orang beriman yang kokoh dan penuh Roh Kudus dan salah satu orang yang diangkat oleh Keduabelasan untuk memangku jabatan diakon dan pelayan meja, barangkali sebagai pengurus rumah tangga jemaat. Ia, seorang Kristen Yahudi yang tinggal di Yerusalem dan bisa berbahasa Yunani. Ia pandai berpolemik dan sangat radikal dalam pandangannya mengenai tradisi-tradisi dan lembaga-lembaga Yahudi. Ketika berada di hadapan Sanherdin, ia dengan tegas membantah semua tuduhan kaum Farisi dan membela karya misionernya di antara orang-orang Yahudi. Pembelaannya diperkuat dengan mengutip kata-kata Kitab Suci yang melukiskan kebaikan hati Yahweh kepada Israel dan ketidaksetiaan Israel sebagai ”bangsa terpilih” kepada Yahweh. Oleh karena itu, ia diseret ke luar tembok kota Yerusalem dan dirajam sampai mati oleh pemimpin-pemimpin Yahudi yang tidak mampu melawan hikmatnya yang diilhami Roh Kudus.

Senjata utama untuk melawan musuhnya ialah cintanya akan Tuhan. Cinta itu demikian kuat, mendorongnya untuk bersaksi tentang Kristus meskipun ia harus menghadapi perlawanan yang kejam dari musuh-musuhnya. Bahkan sampai saat terakhir hidupnya di dalam penderitaan sekian hebatnya, ia masih sanggup mengeluarkan kata-kata pengampunan ini: ”Tuhan, janganlah dosa ini Engkau tanggungkan kepada mereka itu.”

Laporan tentang pembunuhan Stephanus itu menyatakan bahwa Saulus (yang kemudian menjadi Paulus, Rasul bangsa kafir) hadir di sana dan memberi restu terhadap pembunuhan itu. Namun apa yang terjadi atas Saulus di kemudian hari? Sebagai pahala besar bagi Stephanus ialah bahwa Saulus musuhnya yang utama serta penghambat ulung Gereja, bertobat dan menjadi Paulus, Rasul terbesar bagi kaum kafir. Stephanus mati sebagai martir, kira-kira pada tahun 34.

Paroki St. Stephanus Jumapolo

RABU PAGI - 28 OKTOBER 2009

0 komentar:

Posting Komentar

Kisah Hidup Sang Pelindung

Kalender Liturgi