
Memaafkan memang sulit, kadang sangat sulit hingga tak bisa dibayangkan, tetapi setelah saya pikirkan lagi, kata-kata Yesus tadi memang “benar benar benar”. Tidak berlebihan saya mengucapkan benar sampai tiga kali. Ingat waktu Yesus ditangkap dan dibawa ke tengah halaman Imam Besar? Bahkan Yesus masih memaafkan Petrus saat murid kesayangannya sendiri menyangkal-Nya sebagai seorang guru dan pemimpin (Lukas 22:54-62). Mungkin tidak adil saya membandingkannya dengan Yesus, tapi bukankah kasih untuk mengampuni tidak butuh pembanding, tolok ukur atau alasan sekalipun. Saya mau berbaikan dengan seseorang maka saya akan berbaikan tanpa berfikir apakah dia mau memaafkan saya, atau beralasan kenapa tidak dia duluan yang minta berbaikan. Memaafkan memang butuh keikhlasan dan kerendahan hati, kenapa tidak? kalau memang kerendahan hati dan keikhlasan merupakan definisi lain dari ajaran kasih sayang Yesus. “Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Maha Tinggi.” Lebih dari itu upah Anda sudah Anda terima saat itu juga. Apa yang lebih indah daripada hati yang tentram dan damai. Mungkin bunga akan mekar bila di dekat Anda, atau harimau akan sejinak merpati bila memandang Anda. Saya membayangkan betapa indahnya dunia bila setiap pribadi menyadari dan dengan senang hati menerima sesamanya sebagai teman.
Mulailah sekarang, sudah banyak contoh-contoh tentang memaafkan, kisah-kisah pengampunan, pertobatan dan perdamaian, apalagi sekarang kita memasuki masa prapaskah. Masa dimana semua orang berpuasa dan pantang. Tujuan lain dari puasa selain belajar menahan hawa nafsu, lapar, dan belajar memaafkan adalah sedikit menyisihkan uang yang seharusnya digunakan untuk orang lain. Contohnya bersedekah, mempersembahkan sebagian penghasilan kita untuk pembangunan gereja dan masih banyak hal yang lain. Sri Paus Yohanes Paulus II mau menjenguk ke penjara bahkan memanggil teman kepada orang yang hampir merenggut nyawanya ( Mohamed Ali acka), kisah anak yang hilang yang masih diterima Bapanya, dan Yesus sosok pengampun dan penuh belas kasih, yang masih sempat mendoakan orang-orang yang menyalibkan-Nya. Bila anda masih sulit memaafkan, berdoalah pada-Nya dan minta pertolongan karena Dialah sumber kasih sejati.
0 komentar:
Posting Komentar
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. (Luk 10:21)