Perkenalkan saya adalah Drajad Estu Saputro salah satu Mudika dari Karangbangun di lahirkan dalam keluarga sederhana dengan empat saudara kandung dan orang tua yang sangat menyayangi saya. Saya akan berbagi kesaksian akan kehebatan dan kuasa Tuhan Yesus yang luar biasa atas kehidupan saya.
Kala itu tepatnya 2 tahun yang lalu saya lulus dari SMK Katolik Mikael Solo, dan saya mendaftar ke sebuah perusahaan yang berlokasi di Tangerang, karena sekolahan saya dikenal dengan lulusannya yang cepat kerja.Akan tetapi saya juga mendaftarkan ke ATMI (Akademi Teknik Mesin Industri) karena memang naluri seorang pelajar pasti ingin melanjutkan studinya. Test masukpun sudah saya lalui dan keputusannya saya diterima dikedua-duanya. Saya harus memutuskan untuk memilih salah satu dari 2 hal yang saya idam-idamkan. Ketika saya bercakap-cakap dengan kelurga saya, ternyata mereka memutuskan agar saya bekerja. Padahal dalam lubuk hati saya yang paling dalam saya rindu sekali untuk dapat melanjutkan kuliah. Hal itu diambil karena orang tua saya yang sudah tua ( 60th ) yang bisa dikatakan tidak kuat untuk membiayai pendidikan saya yang begitu mahal. Sampai-sampai saya masih ingat dan mungkin tak akan terlupakan ketika Ayah saya menangis dan berkata kepada saya bahwa tidak bisa membiayai saya lagi. Saya sangat tersentuh waktu itu, saudara-saudara saya juga sudah berkeluarga semua sehingga sudah berkonsentrasi pada kehidupan mereka sendiri-sendiri.
Semalaman saya memikirkan dan berdoa, keputusan apa yang akan saya ambil. Dan pada akhirnya dengan keputusan yang bulat saya mengambil pekerjaan yang saya pilih. Saya percaya semua keputusan yang saya ambil ini tidak sia-sia, pasti ada rancangan Tuhan Yesus yang indah pada esok nanti.
1,3 tahun puji syukur saya dapat bekerja dengan baik, makan minum sudah dapat saya tanggung sendiri tanpa merepotkan orang lain, bahkan gaji saya setelah menjadi pegawai tetap disana bisa dibilang lebih dari cukup. Tak lupa saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus yang sudah melindungi saya di kota yang sangat sesak itu. Hingga saya bisa membantu orang tua saya di Solo dan dapat menabung, walaupun belum bisa dikatakan banyak tapi suatu saat pasti akan banyak.
Walaupun hidupku sudah mapan, terbesit di benakku untuk melanjutkan study, dan saya teringat 1 tahun silam pada waktu itu Ayah pernah bilang kalau memang ada rejeki pasti saya bisa melanjutkan kuliah. Keinginan saya tadi saya bawa ke perbincangan keluarga saat saya pulang kampung waktu itu. Keluarga saya memang sangat mendukung bila saya dapat melanjutkan kuliah, tetapi karena terbentur dana semuanya tertunda.
Dengan tabungan dan semangat saya saat itu akhirnya sayapun meneguhkan diri untuk mengikuti test penerimaan mahasiswa di ATMI lagi. Jumat, saya berangkat dari tangerang untuk pulang ke Solo karena hari senin saya harus mengikuti ujian tahap pertama. Udara malam itu kurang mendukung di dalam bis yang saya tumpangi. Pagi jam 7 tiba di Jumapolo, tapi kondisi saya memburuk karena udara yang dingin menyengat badan saya . Minggu sore saya berangkat dari Karangbangun ke Solo tempat saya kost dulu waktu SMK. Saat perjalanan tiba-tiba hujan deras mendera dan saya kehujanan. Badan saya meriang dan flu disertai batuk-batuk yang luar biasa tak mengenakkan dan ibu kost menganjurkan untuk istirahat saja. Pagi pun datang, saat saya terbangun saya terkejut dengan kondisi kesehatan saya yang parah. Suara saya yang hari sebelumnya nyaring menjadi tidak jelas karena flu berdahak yang menghalangi suara saya sehingga saya sulit berbicara, badan saya panas dingin akibat kehujanan dan kedinginan pada saat pulang kemarin. Saya putus asa saat itu, saya hanya meratapi kondisi saya. Bagaimana mau test, suara dan pikiran saya tidak bisa di optimalkan padahal moment itu sangat penting sekali bagi saya setelah 1,3 tahun menunggu. Dan sayapun mengabari keluarga saya kalau saya menyerah saja dari pada tidak bisa mengerjakan test. Saat saya menghubungi kakak saya lewat telephon, dia memberikan semangat buat saya dan didalam telephon dia mendoakan saya agar penyakit saya hilang saat itu juga. Ketika itu saya sadar bahwa saya belum berdoa kepada Yesus, lalu saya berdoa meminta pertolongan agar diberi jalan yang indah hari itu juga. Teman-teman yang tahu kondisi saya juga memberi dukungan agar tidak menyerah.
Entah apa itu, tiba-tiba kekuatan yang muncul pada dalam badan saya, seakan semangat yang luar biasa muncul. Akhirnya saya berangkat ke ATMI mengikuti test Tahap 1 (Kemampuan akademik),test itupun sudah saya lewati dengan baik, dan test ke 2 adalah wawancara, masalahnya suara saya belum bisa pulih dan di saat itu saya dituntut untuk dapat berbicara dengan baik. Sekali lagi saya berdoa kepada Tuhan Yesus agar selalu menyertai saya setiap saat, saya percaya Dia tak akan meninggalkanku. Test itu saya lewati dengan geleng-geleng kepala dan angguk-angguk saja karena memang sulit untuk bersuara saat menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Penyeleksi. Tapi akhir percakapan dengan segenap kekuatan saya berusaha berbicara: “Pak, jangan lihat kondisi saya saat ini, tapi lihatlah semangat dan prestasi yang Yesus berikan kepada saya untuk ATMI .” dan hari itu juga test selesai. Saya pulang dengan harapan yang mungkin bisa dikatakan kecil di ATMI. Senin pagi saya kembali ke Tangerang karena hasil test akan diumumkan 2 minggu selanjutnya. Hari pengumumanpun tiba, ketika saya melihat pengumuman di internet rasa bersyukur kepada Tuhan Yesus tak henti-hentinya karena saya lolos untuk tahap itu, lalu test kesehatan 1 minggu lagi. Dan test kesehatanpun saya lalui dan dalam nama Tuhan, saya sudah resmi diterima menjadi mahasiswa ATMI sampai sekarang. Berkat Dia juga waktu naik tingkat 2 kemarin saya menduduki mahasiswa ranking ke-2 dari 180 mahasiswa (satu angkatan) yang IP(Indeks Prestasi)nya terbaik.
Teman, percayalah...
Segala sesuatu yang kita lakukan atas sepengetahuan Tuhan Yesus lewat doa, pasti akan indah pada waktunya.
1 komentar:
Jempol, Hebat !
Siapa mau ikuti jejaknya ?
In Hoc Signo Vinces !
Posting Komentar
Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. (Luk 10:21)