Berbenah dalam semangat Paskah

Mandiri, rasanya kata-kata itu sering terdengar akhir-akhir ini, mandiri secara harafiah diartikan mampu mengambil keputusan sendiri dan mampu mempertanggung jawabkannya. Orang yang mandiri berarti orang yang bisa mencukupi kebutuhannya sendiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Keluarga yang mandiri berarti keluarga yang sudah lepas dari orang tuanya dan mampu berumah tangga sendiri. Begitu juga dengan gereja, gereja yang mandiri berarti gereja yang mampu menjalankan bahteranya sesuai dengan arah dan tujuan yang telah ditentukan. Punya anggota yang berjiwa besar dan hati rela berkorban serta tak pernah putus asa dalam mengarungi lautan jaman yang bergelombang dan penuh badai serta taufan sehingga akhirnya sampai di pantai kebahagiaan bersama Tuhan. Apakah gereja kita sudah seperti bahtera di atas? Atau kita seperti anggota bahtera itu? Rasanya belum, tetapi tidak berarti itu mustahil. Gereja pertama yang dibangun oleh para rasul melewati rintangan yang sangat berat dan bertubi-tubi sebelum akhirnya menjadi besar, menyebar dan agung seperti saat ini. Masih banyak waktu, mengingat umur dari gereja kita yang baru beberapa waktu yang lalu beranjak mandiri, tetapi kita tidak boleh lengah oleh waktu karena Tuhan datang seperti pencuri di malam hari. Kita harus berbenah mulai dari sekarang, mulai dari hal kecil yang fundamental seperti pesan Yesus “Setialah pada perkara-perkara kecil...” mulai dari diri sendiri mulai dari hati yang bersih dan keluarga yang harmonis. Baru kemudian kita bersama-sama berkarya lewat gereja untuk lebih mulianya nama Tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar

Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. (Luk 10:21)