Teks Misa Sabtu/Minggu, 24/25 April 2010

Buat para umat Jumapolo bisa mendownload Teks Misa Sabtu/Minggu, 24/25 April 2010 disini

YOUTH BIBLE CAMP 2010

Tanggal 15-18 April 2010 kemarin wakil pemuda paroki Jumapolo ( Drajad Estu dan Rosalia Rini FErawati) bersama 2 teman dari paroki Karanganyar wilayah Mojogedang ( Theresia Intan, dan Hendry) mewakili kabupaten karanganyar menghadiri temu pemuda yang bernamakan acara Youth Bible Camp di Goa Maria Kerep Ambarawa.

Acara ini dimeriahkan oleh wakil pemuda-pemudi se Jateng.



Isi Acara meliputi games, perkenalan, sesion dari Bimas katolik, pemuda keuskupan, Sesion dari Romo Budi yang pernah menjabat pastor digereja beberapa watu lalu, outbond, yang pastinya banyak sekali nilai nilai yang dapat kami ambil dari kegiatan ini.

Kegiatan ini menitik beratkan kepada kami para pemuda katolik agar dapat menjadi 100% katolik dan 100% warga negara yang baik.

Besar harapan pemuda yang mengikuti acara tersebut agar semangat ini tidak hanya pada acra tersebut, tapi dapat dibawa sampai dirumah, digereja, karena disini kita sebagai pemuda adakah agen perubahan ( Agent of Change) yang diharapkan dapat membawa perubahan didalam dunia yang sudah global ini.

Acara ditutup dengan ekaristi yang dipimpin oleh Romo OMK KAS Romo Endra ( dulu juga pernah menjabat sebagai pastor di gereja Karanganyar)

dengan menyebut semboyan

PRO ECCLESIA ET PATRIA

mari kita gugah dunia ini!

Harapan Anda dengan romo yang baru?

Bapak FX. harsono
Romo lebih lama tinggal diparoki, supaya umat betul-betul dewasa dan sadar akan kehidupan mengumat, Romo dapat mengakar kuat di hati. Lebih menyentuh segala aspek umat, seperti mudika (OMK), PIA, PIR, sehingga semua dapat tergerak hatinya akan kesadaran paguyuban beriman.

Bu Tutik
Kehadiran Romo yang sekarang banyak umat yang meningkat pergi kegereja. Sehingga romo untuk mengumatnya lebih ditingkatkan lagi.


Bapak Wono
Romo lebih lama berkiprah diparoki jumapolo

Bu Anas
Supaya gereja bisa maju pesat terutama pengembangan iman yang dewasa. Banyak panggilan untuk membiara melalui berkat dan doa romo. Romo bisa meluangkan waktu untuk mengunjungi keluarga terutama yang terpencil
Banyak memberi pertobatan melalui sakramen tobat, sebelum dan sesudah misa kudus tidak hanya saat adven dan prapaskah.

Bagaimana pendapat Anda tentang Romo Tri ?

(Bapak Harsono)
Romo baru yang sekarang berkiprah diparoki sangat menggembala umat. Maksudnya beliau dapat menggugah semangat umat sehingga umat sadar sebagai umat katolik.

(Bu Tutik)
Dengan adanya romo baru yang sekarang. Umat berkomunikasi dengan romo baik. Dan jika ada umat yang datang ke romo untuk berkonsultasi romo menanggapinya dengan baik.

(Bapak Wono)
Romo yang sekarang proaktif, memandang jauh kedepan dengan baik, dan lebih mandiri secara batiniah, karena dengan adanya romo yang baru ini pengurus mau bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga dapat mandiri seperti nama paroki kita Mandiri.

(Bu Anas)
Bisa membangun umat (kita bisa lebih sering terlibat ke Gereja).
Romo yang sekarang baik dan sederhana. Tentang kemajuan dana dan umat sangat terbuka, sangat mendukung. Apabila umat kekurangan dana, Romo selalu melakukan berbagai macam cara untuk membantu.

Kekuatan Doa




Perkenalkan saya adalah Drajad Estu Saputro salah satu Mudika dari Karangbangun di lahirkan dalam keluarga sederhana dengan empat saudara kandung dan orang tua yang sangat menyayangi saya. Saya akan berbagi kesaksian akan kehebatan dan kuasa Tuhan Yesus yang luar biasa atas kehidupan saya.
Kala itu tepatnya 2 tahun yang lalu saya lulus dari SMK Katolik Mikael Solo, dan saya mendaftar ke sebuah perusahaan yang berlokasi di Tangerang, karena sekolahan saya dikenal dengan lulusannya yang cepat kerja.Akan tetapi saya juga mendaftarkan ke ATMI (Akademi Teknik Mesin Industri) karena memang naluri seorang pelajar pasti ingin melanjutkan studinya. Test masukpun sudah saya lalui dan keputusannya saya diterima dikedua-duanya. Saya harus memutuskan untuk memilih salah satu dari 2 hal yang saya idam-idamkan. Ketika saya bercakap-cakap dengan kelurga saya, ternyata mereka memutuskan agar saya bekerja. Padahal dalam lubuk hati saya yang paling dalam saya rindu sekali untuk dapat melanjutkan kuliah. Hal itu diambil karena orang tua saya yang sudah tua ( 60th ) yang bisa dikatakan tidak kuat untuk membiayai pendidikan saya yang begitu mahal. Sampai-sampai saya masih ingat dan mungkin tak akan terlupakan ketika Ayah saya menangis dan berkata kepada saya bahwa tidak bisa membiayai saya lagi. Saya sangat tersentuh waktu itu, saudara-saudara saya juga sudah berkeluarga semua sehingga sudah berkonsentrasi pada kehidupan mereka sendiri-sendiri.
Semalaman saya memikirkan dan berdoa, keputusan apa yang akan saya ambil. Dan pada akhirnya dengan keputusan yang bulat saya mengambil pekerjaan yang saya pilih. Saya percaya semua keputusan yang saya ambil ini tidak sia-sia, pasti ada rancangan Tuhan Yesus yang indah pada esok nanti.
1,3 tahun puji syukur saya dapat bekerja dengan baik, makan minum sudah dapat saya tanggung sendiri tanpa merepotkan orang lain, bahkan gaji saya setelah menjadi pegawai tetap disana bisa dibilang lebih dari cukup. Tak lupa saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus yang sudah melindungi saya di kota yang sangat sesak itu. Hingga saya bisa membantu orang tua saya di Solo dan dapat menabung, walaupun belum bisa dikatakan banyak tapi suatu saat pasti akan banyak.
Walaupun hidupku sudah mapan, terbesit di benakku untuk melanjutkan study, dan saya teringat 1 tahun silam pada waktu itu Ayah pernah bilang kalau memang ada rejeki pasti saya bisa melanjutkan kuliah. Keinginan saya tadi saya bawa ke perbincangan keluarga saat saya pulang kampung waktu itu. Keluarga saya memang sangat mendukung bila saya dapat melanjutkan kuliah, tetapi karena terbentur dana semuanya tertunda.
Dengan tabungan dan semangat saya saat itu akhirnya sayapun meneguhkan diri untuk mengikuti test penerimaan mahasiswa di ATMI lagi. Jumat, saya berangkat dari tangerang untuk pulang ke Solo karena hari senin saya harus mengikuti ujian tahap pertama. Udara malam itu kurang mendukung di dalam bis yang saya tumpangi. Pagi jam 7 tiba di Jumapolo, tapi kondisi saya memburuk karena udara yang dingin menyengat badan saya . Minggu sore saya berangkat dari Karangbangun ke Solo tempat saya kost dulu waktu SMK. Saat perjalanan tiba-tiba hujan deras mendera dan saya kehujanan. Badan saya meriang dan flu disertai batuk-batuk yang luar biasa tak mengenakkan dan ibu kost menganjurkan untuk istirahat saja. Pagi pun datang, saat saya terbangun saya terkejut dengan kondisi kesehatan saya yang parah. Suara saya yang hari sebelumnya nyaring menjadi tidak jelas karena flu berdahak yang menghalangi suara saya sehingga saya sulit berbicara, badan saya panas dingin akibat kehujanan dan kedinginan pada saat pulang kemarin. Saya putus asa saat itu, saya hanya meratapi kondisi saya. Bagaimana mau test, suara dan pikiran saya tidak bisa di optimalkan padahal moment itu sangat penting sekali bagi saya setelah 1,3 tahun menunggu. Dan sayapun mengabari keluarga saya kalau saya menyerah saja dari pada tidak bisa mengerjakan test. Saat saya menghubungi kakak saya lewat telephon, dia memberikan semangat buat saya dan didalam telephon dia mendoakan saya agar penyakit saya hilang saat itu juga. Ketika itu saya sadar bahwa saya belum berdoa kepada Yesus, lalu saya berdoa meminta pertolongan agar diberi jalan yang indah hari itu juga. Teman-teman yang tahu kondisi saya juga memberi dukungan agar tidak menyerah.
Entah apa itu, tiba-tiba kekuatan yang muncul pada dalam badan saya, seakan semangat yang luar biasa muncul. Akhirnya saya berangkat ke ATMI mengikuti test Tahap 1 (Kemampuan akademik),test itupun sudah saya lewati dengan baik, dan test ke 2 adalah wawancara, masalahnya suara saya belum bisa pulih dan di saat itu saya dituntut untuk dapat berbicara dengan baik. Sekali lagi saya berdoa kepada Tuhan Yesus agar selalu menyertai saya setiap saat, saya percaya Dia tak akan meninggalkanku. Test itu saya lewati dengan geleng-geleng kepala dan angguk-angguk saja karena memang sulit untuk bersuara saat menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Penyeleksi. Tapi akhir percakapan dengan segenap kekuatan saya berusaha berbicara: “Pak, jangan lihat kondisi saya saat ini, tapi lihatlah semangat dan prestasi yang Yesus berikan kepada saya untuk ATMI .” dan hari itu juga test selesai. Saya pulang dengan harapan yang mungkin bisa dikatakan kecil di ATMI. Senin pagi saya kembali ke Tangerang karena hasil test akan diumumkan 2 minggu selanjutnya. Hari pengumumanpun tiba, ketika saya melihat pengumuman di internet rasa bersyukur kepada Tuhan Yesus tak henti-hentinya karena saya lolos untuk tahap itu, lalu test kesehatan 1 minggu lagi. Dan test kesehatanpun saya lalui dan dalam nama Tuhan, saya sudah resmi diterima menjadi mahasiswa ATMI sampai sekarang. Berkat Dia juga waktu naik tingkat 2 kemarin saya menduduki mahasiswa ranking ke-2 dari 180 mahasiswa (satu angkatan) yang IP(Indeks Prestasi)nya terbaik.
Teman, percayalah...
Segala sesuatu yang kita lakukan atas sepengetahuan Tuhan Yesus lewat doa, pasti akan indah pada waktunya.

Ayo Gamel rek




Banyak cara untuk memuji Tuhan, salah satunya dengan musik. Alunan nanda yang merdu dipadu dengan senandung lirik-lirik pujian mampu membawa pendengarnya kedalam suasana khidmat dan intim denganNya. Hal inilah yang kiranya diperhatikan oleh Romo Rafael Tri Wijayanto dengan mengadakan seperangkat gamelan di paroki kita tercinta ini. Sepertinya gamelan mempunyai rona tersendiri dihati Romo, menurutnya tiap perangkat gamelan mempunyai kekhasan dalam menggetarkan hati penikmatnya. Kendang yang mantap ditabuh, bonang yang lincah merdu bersusul-sulanan, gender yang menenangkan dan perangkat lain yang mempunyai keunikan sendiri-sendiri.
Banyak manfaat lain yang dapat kita ambil dari pengadaan gamelan ini, alih-alih “nguri-uri” budaya jawa tentunya gamelan ini juga dapat mempererat kebersamaan di antara kita. Dari mereka yang sibuk dengan urusan masing-masing, dapat meluangkan waktu untuk berlatih bersama sambil bercanda dan jagongan. Lagi, bagi anak-anak muda yang mungkin sibuk pacaran, nongkrong, atau facebook-an dapat membagi jadwalnya sekedar satu dua jam “lungguh bersila” dan mulai ajar budaya sendiri lewat gamelan. Tentu, kalau semua itu dapat diwujudkan paroki kita ini pasti jadi paroki yang menyenangkan.
Sudah banyak dari kita yang sadar dan mulai memanfatkannya tinggal kita mau atau tidak, bukti nyata sudah diawali oleh rekan-rekan kita dari Karangbangun 5 saat misa bahasa jawa sudah menggunakan alat-alat karawitan paroki. SD Kanisiuspun juga sudah menanamkan kepada anak-anak didiknya untuk belajar karawitan sejak kelas 3 SD. Maka dari itu mari kita ajak bapak, ibu, adik, kakak atau anak-anak kita untuk melestarikan budaya jawa yang kita cintai ini.

Sejarah pengembalaan di paroki Jumapolo




Pada tahun 1945 Paroki Administratif Santo Stephanus Jumapolo merupakan salah satu Stasi dari Paroki Santo Antonius Purbayan Solo. Sejak tahun 1968 bersama-sama Stasi Karanganyar mulai dilepas, untuk dipersiapkan menjadi paroki sendiri. Romo Fredericus Leber, SJ ditugasi melayani Stasi Karanganyar dan Jumapolo. Sejak masih di Paroki Purbayan, Romo Fredericus Leber, SJ sudah memperhatikan Jumapolo, karena beliau sering ditugaskan melayani perayaan Ekaristi di Jumapolo. Pada tahun 1966 di Jumapolo sudah ada fasilitas tempat ibadah yang berbentuk rumah biasa. Melihat itu beliau segera mendirikan gedung baru sebagai rumah pastoran dilengkapi dengan ruang tamu, kamar tamu, ruang serba guna yang berfungsi juga sebagai garasi.
Pada tahun 1970 Romo Fredericus Leber, SJ berkenan menetap di Jumapolo, sedangkan Karanganyar dilayani dari Jumapolo. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendewasakan Paroki Administratif Santo Stephanus Jumapolo yang sudah di mulai sejak tahun 1965, terbukti sejak itu Paroki Administratif Santo Stephanus Jumapolo sudah mempunyai buku baptis (Liber Baptismorum) sendiri.
Pada tahun 1999 terjadi alih penggembalaan dari Serikat Jesus kepada Keuskupan Agung Semarang. Penyerahan itu dilakukan oleh Romo Damianus Edi Winarto, SJ kepada Romo Petrus Sajiyana, Pr. Romo Petrus Sajiyana, Pr memangku tugas sebagai Kepala Paroki Santo Pius X Karanganyar dan Paroki Administratif St. Stephanus Jumapolo yang baru, dibantu Romo Aloysius Budi Purnomo, Pr.
Untuk meningkatkan pelayanan dan penggembalaan di Paroki Administratif Santo Stephanus Jumapolo, sejak tahun 2000 Romo Petrus Sajiyana, Pr menentukan kebijakan, bahwa dalam setiap Minggu harus ada Romo yang tinggal di Pastoran Jumapolo selama 3 hari berturut-turut yaitu pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Dengan demikian komunikasi antara gembala dan umat semakin dekat dan pelayanan pun semakin meningkat.
Terhitung mulai 1 September 2003 dengan surat tugas dari Keuskupan Agung Semarang Romo Yohanes Sunyata, Pr di tugaskan untuk memberi perhatian khusus kepada Paroki Administratif Santo Stephanus Jumapolo. Maka beliau menetap di Pastoran Jumapolo. Segala urusan administrasi dan kerumahtanggaan Paroki secara bertahap mulai dapat dilaksanakan sendiri di Jumapolo. Untuk memperlancar tugas pelayanan, sejak dulu sudah di bentuk Dewan Paroki sesuai dengan pedoman yang berlaku. Paroki Administratif Santo Stephanus Jumapolo dalam rangka meningkatkan efektifitas pelayanan dan pengembangan maka membagi Paroki menjadi tiga (3) wilayah yaitu Wilayah St. Stephanus Jumapolo, St. Theresia Tengklik, dan St. Petrus Karangbangun.
Keberadaan lingkungan mencerminkan adanya umat basis teritorial yang ikut menentukan kehidupan Paroki. Di sanalah Umat Kristiani menghayati imannya setiap hari dalam aneka kegiatan, seperti: misa, doa lingkungan, latihan Koor, paguyuban ibu-ibu dan bapak-bapak, sarasehan APP, pendalaman Kitab Suci, doa Rosario, ziarah, dan masih banyak kegiatan lain. Kepengurusan Wilayah dan lingkungan semakin diefektifkan fungsinya untuk menumbuhkembangkan Paroki Administratif Santo Stephanus Jumapolo. Dengan demikian koordinasi antara Paroki dan Umat di lingkungan-lingkungan semakin terjalin. Usaha-usaha di atas semakin memacu perkembangan Paroki Administratif Santo Stephanus Jumapolo yang semakin nampak nyata.
Para Romo Yang Pernah Berkarya Di Paroki Santo Stephanus Jumapolo
1 . L. Daroewendo, SJ 1948-1951
2. Th. Poesposoeparto, SJ 1949-1950
3. A.P. Poerwodihardjo, Pr 1951-1956
4. C. Martowerdaja, SJ 1950-1958
5. Yustinus Darmojuwono, Pr 1955-1961
6. S. Tan Kiong Hwat, Pr 1955-1961
7. A. Tjakrawardaja, Pr 1956-1960
8. Fredericus Leber, SJ 1963-1971
9 . Guido Van Delf, SJ 1971-1974
10 .Walfgang Bock Kastawa, SJ 1975-1982
11 .AJ. Hardjasudarma, SJ 1983-1992
12. Ferdinandus Yuswar Riyana, SJ 1992-1998
13. Emanuel Maria Supranowo, Pr 1993-1997
14. Storm Zand, SJ 1995-1998
15. Fransiskus Xaverius Suhanto, Pr 1997-1999
16. Damianus Edi Winarto, SJ 1998-1999
17. Petrus Sajiyana, Pr 1999-2007
18. Aloysius Budi Purnomo, Pr 1999-2000
19. P. Noegroho Agung. S.W, Pr 2000-2002
20. Yohanes Ngatmo, Pr 2000-2003
21. Fx. Endra Wijayanta, Pr 2003-2006
22. D. Donny Widiyarso, Pr 2006-2007
23. Yohanes Sunyata, Pr 2002-2009
24. Rafael Tri Wijayanto, Pr - sekarang

Frater Yohanes Wicaksono



Siapa sich yang tidak kenal Frater Wicak yang selalu menebar senyum dimana-mana ini? Mungkin hanya orang-orang yang malas kegereja saja yang tidak mengenal Frater yang sangat luwes ini. Frater Yohanes Wicaksono adalah seorang rohaniwan (calon Romo) yang berada di Paroki Jumapolo sebagai pendamping Romo Rafael Tri Wijayanto selama 1 tahun, yaitu pada tahun 2009/2010. Di Paroki Jumapolo, umat akrab menyebut nama Frater Yohanes Wicaksono dengan sebutan Frater Wicak, sesuai dengan perkenalan beliau waktu pertama kali menjejakkan kakinya di Jumapolo. Berbeda dengan panggilannya di Paroki Jumapolo, panggilannya di rumah adalah Sony. Mungkin pembaca juga sudah tahu kalau frater kita sekarang terserang penyakit logat “Holuluah” yang memang logat itu identik dengan logat umat di Jumapolo. Sedikit bocoran saja, dulu saat Frater ini menginjakan kaki di tanah Jumapolo tercinta ini ada seorang yang mengucap kata “ Holuluah” dan istilah-istilah khas jumapolo seperti horok, thek, ndak, dan sebagainya ini. Respon dan tanggapan frater mesti ketawa dan bertanya apa arti dari istilah-istilah itu. Tapi tidak secara langsung Frater Wicak sekarang tertular virus logat jumapolo ini dan asal tahu saja virus logat ini tidak ada obatnya. Mau tahu sosok frater lebih banyak?
Frater Yohanes Wicaksono lahir di Yogyakarta pada tanggal 15 Mei 1985. Frater Wicak adalah bungsu dari putra pasangan Paulus Pardjanto dan Christiana Ismaidah. Dia mempunyai 3 saudara, yaitu kakak pertamanya adalah Mbak Nina, kakak keduanya adalah Mbak Tyas (almarhum, yang telah meninggal pada tahun 2006), dan yang ketiga adalah Mas Bram. Frater memiliki hobi membaca komik, bermain badminton, dan memelihara kelinci.
Frater Wicak telah menempuh pendidikan di TK Angkasa Yogyakarta selama 1 tahun dari tahun 1990-1991, lalu melanjutkan sekolahnya di SD N 1 Adi Sucipto (1991-1997) kemudian melanjutkan ke SMP N 15 Yogyakarta (1997-2000). Hingga akhirnya beliau memilih untuk memasuki Seminari Menengah Martoyudan (2000-2004). Setelah lulus dari Seminari, Frater mendaftar sebagai calon Imam Projo untuk Keuskupan Agung Semarang. Kemudian masuk Seminari Tahun Orientasi Rohani (TOR) di Jangli Semarang selama 1 tahun yaitu pada tahun 2004-2005 dan melanjutkan kuliah di Seminari tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta.

Panggilan dalam Gereja
Ada dua pilihan
Imamat dan bangun keluarga
Sama-sama bermakna
Tapi kini ku di seminari
Memilih jalan imamat
Mewartakan sabda Tuhan….

Syair di atas merupakan penggalan dari sebuah lirik lagu (gubahan dari lagu Keluarga Cemara) yang menjadi lagu motivasi bagi Frater Wicak dalam menapaki jalan imamatnya. Kali ini Buletin Crabbypati akan mengupas sejarah hidup beliau serta motivasinya memilih menjadi imam.

Beberapa waktu yang lalu kami selaku reporter telah berhasil melakukan wawancara Eksklusif dengan Frater dan mengorek banyak informasi berharga darinya. Berikut ini hasilnya wawancaranya.
Berapa tinggi dan berat Frater sekarang?
Tinggi 165cm, berat 73kg
Apa yang paling ditakuti kalo jadi Romo?
Berdiri lama di mimbar
Apa sejak kecil sudah bercita-cita jadi Romo?
Tidak, sebenarnya dulu bercita–cita jadi polisi terinspirasi film Hunter Humer
Apa alasan jadi Romo?
Melihat Romo waktu homili meriah dan menyenangkan
Apa hobi Frater selama di Jumapolo ini?
Baca komik, pelihara kelinci dan badminton
Kenapa pilih romo Projo?
Karena bisa dekat dengan umat sekaligus bergaul dengan mereka
Bisa cerita sedikit awal mula masuk seminari?
Awalnya hanya melihat brosur pendaftaran seminari di papan pengumuman, kemudian tertarik lalu diantar ibu untuk mendaftar. Lalu mengikuti beberapa rentetan tes, diantaranya psikotes, wawancara dan akademik yang hasilnya bisa dibilang minim, Hanya tes kesehatan saja yang terlihat memuaskan. Tetapi karena berkat Tuhan akhirnya dapat melewatinya.
Kenapa memutuskan mengikuti panggilan untuk menjadi Imam?
Sebenarnya menjadi Romo itu bukan hanya semata-mata panggilan, tetapi menjadi Imam adalah PILIHAN HIDUP saya.
Ada pesan buat adik-adik yang tertarik masuk seminari?
Buat adik-adik SD, kalo tertarik masuk seminari sebaiknya minta bimbingan Romo dan orang tua dulu.
Buat yang sudah kelas 3 SMP dan masih ragu masuk seminari, sebaiknya masuk SMA dulu dan mantapkan hati, cari pengalaman, dan baru masuk Seminari, agar lebih mengenal dunia luar.
Buat yang sudah lulus SMA mau kuliah atau bekerja dulu tidak apa-apa, asah kemampuan sebanyak-sebanyaknya baru masuk Seminari.
Nah, terimakasih buat Frater Wicak sudah memberi banyak ilmu buat para umat di paroki Jumapolo. Serta tak ketinggalan juga selamat menjalani hidup bersama kami semoga banyak ilmu yang dapat Frater dapatkan dan dibawa ke Yogjakarta lagi.(YEP-VSP)

Bahaya Seks Bebas

Fakta berbicara berdasarkan data “study mengenai perilaku hubungan seksual kawula muda” di empat kota besar di indonesia. Terungkap rata-rata remaja melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia 18 tahun. Gak usah kaget, ini memang fakta yang sedang terjadi di depan mata kita.
Sedikitnya 38.288 remaja di Kabupaten Bandung di pernah berhubungan seks di luar nikah. Jumlah ini di peroleh berdasarkan hasil poling oleh ‘Sahabat Anak Remaja (SAHARA) Indonesia Fondation’.
Fakta lain study yang dilakukan di tahun 2005 denagn mewancarai 474 responden usia 15-24th di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan yang menyatakan 66% remaja mengaku sudah berhubungan seks.
Banyak faktor yang mendukung terjadinya kehidupan seks bebas dikalangan remaja. Dari beberapa penelitian sudah diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan seksualitas yang benar dikalangan anak remaja.
seperti yang pernah diungkapkan dokter Boyke bahwa 10-12% remaja pengetahuan seksnya masih kurang
2. Exploitasi seksual atau pornografi lewat video clip, majalah, televisi, dan film mendorong para remaja untuk melakukan seks
3. Menurunnya peran agama, pengaruh ilmu pengetahuan dan tekhnologi, terutama penemuan alat kontrasepsi dan rendahnya kontrol orang tua merupakan faktor lain yang ikut mempengaruhi.
Ini dia resikonya:
1. Kehamilan yang ga diinginkan dapat menyebabkan seseorang melakukan aborsi bisa juga berdampak psikologis, misal trauma perkawinan, depresi, gangguan relasi.
2. Terjangkit penyakit menular seksual (AIDS)
Bagaimana cara mencegahnya?
1. Kamu bisa curhat bareng orang tua mengenai seksualitas yang ga mungkin menyesatkan atau baca buku tentang pengetahuan seksualitas yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
2. Yang paling penting! Bekali hidup kita dengan firman Tuhan dengan banyak baca dan renungkan firman Tuhan, kita bakal semakin mengerti kehendak Tuhan.
Allah tidak mau anak-anaknya hidup dalam perzinahan dan percabulan.
(Matius 19:18).

pemberkatan kapel St. Yohanes Jatiputo





Paroki Jumapolo selain mempunyai 1 gereja paroki (St.Stephanus), 2 gereja wilayah (St.Theresia dan St. Petrus) juga mempunyai beberapa kapel, salah satunya Kapel St. Yohanes yang berlokasi di Jatipuro. Kapel Jatipuro dibangun pada tahun 1980. Kapel ini direhap mulai Juli 2008 dan selesai pada Desember 2008.
Pada tanggal 25 Oktober 2009, kapel ini rencananya akan diberkati oleh Uskup Mgr. Ignatius Suharyo. Tetapi pada waktu tersebut Uskup Mrg. Ignatius Suharyo harus pindah ke KAJ, sehingga pemberkatan kapel dialihkan pada tanggal 15 Oktober 2009 kemarin sebelum pelaksananan sakramen Krisma 2009.
Sesudah pemberkatan, Uskup memberi kotbah dan ramah tamah dengan umat sambil minum es degan yang pada waktu itu bisa mencairkan suasana yang hawanya begitu panas.

Pemuda Menggugah Dunia

Salam damai Kristus,

Dalam kesempatan yang baik ini, kami ingin mempersembahkan sebuah karya yang kiranya dapat digunakan sebagai penggugah rasa persaudaraan umat beriman. Suatu kerinduan mendalam bagi kami untuk menyuguhkan informasi-informasi yang kiranya berguna bagi pembaca.

Mengapa Crabbypati? Crabbypati adalah makanan yang disukai dalam tokoh kartun Spongebob Squarepants, oleh karena itu kami berharap buletin ini dapat menjadi “makanan favorit” yang digemari semua umat. Crabbypati juga merupakan singkatan dari “Kreasi Buletin Paroki Pemuda diberkati”.



Pemuda membuka dunia adalah tema yang kita usung pada edisi pertama buletin ini, diharapkan semua pemuda katolik semakin aktif berkarya, mempersembahkan talenta yang dipunyai bagi Gereja dan bagi masyarakat. Bisa dilihat pada sampul didepan, yaitu cenderung pemuda sekarang sudah termakan oleh jaman, sehingga lupa tentang nilai-nilai sosial. Sudah tidak menghormati orang tua, mengutamakan kepentingan sendiri, alat-alat multimedia yang selalu didekatnya, bahkan melupakan budaya-budaya yang harusnya dilestarikan. Itu sebenarnya hal-hal yang harusnya kita sadari. Kami mengajak orang tua sekalian untuk selalu memberi pendampingan kepada anak-anaknya sehingga tidak mudah terbawa arus era modernisasi sekarang ini. Sehingga anak muda bisa berkarya buat diri sendiri, orang lain, dan khususnya kepada Tuhan.

Buletin sengaja kami buat bertujuan:
Memberdayakan hubungan antar umat beriman menjadi kokoh.
Membuka pengetahuan seputar gereja sehingga kita selalu mengikuti dan update apa yang ada di gereja selama ini.
Berisi hal-hal yang bermutu sehingga kita selalu konsisten mewartakan kabar gembira Tuhan kepada sesama karena selalu disegarkan oleh firman-firman Tuhan tiap harinya.
Membuat paroki kita menjadi satu, tahu dan saling mengenal umat satu dengan yang lain sehingga dapat bersama-sama membangun paroki yang hebat dari segi rohani dan sosial.

Maka dari itu kami ingin memelopori kaum muda serta umat untuk eksis dalam melayani sesama lewat Buletin Paroki dua bulanan ini. Kami ingin memberi oasis baru akan iman kepada umat Paroki. Sehingga semangat untuk membangun paroki kita yang bisa dibilang masih muda dan “Kere” ( seperti yang di ucapakan Romo Tri ) selalu meningkat dan setara bahkan melebihi paroki lain. Salah satu kerinduan terbesar kami adalah menyatukan umat dari berbagai wilayah untuk berpegangan tangan bersama-sama dengan tetap rendah hati. Besar harapan kami agar semua yang kami tulis berkenan di hati pembaca, kami juga membuka saran dan kritik membangun yang akan kami gunakan sebagai bahan untuk membuatnya lebih baik lagi.
Kami mengucapkan trimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung karya kami mulai dari awal hingga akhir pembuatan buletin, kepada Romo Tri, Frater Wicak, teman-teman Peters Youth, kepada Yesus Kristus yang senantiasa membimbing kami.
Semoga setelah membaca buletin ini, pembaca mendapat pengetahuan yang berguna untuk hidup lebih baik, terlebih dalam hidup menggereja.
Ingatlah bahwa sebuah pemikiran tanpa perbuatan adalah sia-sia.
Terima kasih Yesus

Redaksi

Kantor Buletin Crabbypati
Base Camp Mudika Peters Youth Karangbangun
Gereja St. Petrus Karangbangun
CP : 0856 47 47 43 49
Email : petersyouth@yahoo.co.id
Group FB : peters youth

Romo Rafael Tri wijayanto






Romo Tri mempunyai nama lengkap Rafael Tri Wijayanto yang berarti : Tri adalah tiga (anak ke tiga), wi artinya lebih dan jaya artinya unggul. Orang tuanya berharap agar nantinya anak tersebut menjadi anak yang unggul (ada sesuatu yang lebih dari dalam dirinya).
Romo dilahirkan di desa Dendan Taskombang Manisrenggo, Klaten. Romo Tri yang baru saja merayakan ulang tahun yang ke-39 pada tanggal 25 November 2009. Ia dibesarkan dikeluarga yang sederhana sehingga membuat dia menjadi pribadi yang ulet, suka bekerja keras dan hidup sederhana pula. Pada tahun 1984 mulai mengenyam pendidikan di SDN Taskombang II selama 6 tahun. Kemudian melanjutkan di SMP Sanjaya Prambanan yang sayang sekarang sudah ditutup oleh pemerintah. SMAN 1 Prambanan adalah sekolah menegah yang menjadi pilihannya sampai ia lulus pada tahun 1990. Tidak langsung kuliah, tetapi dia malah mengikuti kursus computer. Bekerja di salah satu Yayasan Pendidikan Katolik di Jakarta sebagai karyawan selama 5 tahun lebih, sepulang berkerja setiap sore sampai malam, ia kuliah di STMIK Budi Luhur Jakarta mulai tahun 1992-1995.
Pangggilan menjadi romo tidak langsung diterima sejak kecil. Awal tumbuhnya diajak ke pertapaan St. Maria Rawaseneng dan makam rama-rama di Muntilan. Tetapi tidak ada gaungnya sampai SMA sampai akhirnya saat tinggal di Tangerang ia bertemu dengan pastor OSC di paroki St. Agustinus, Karawaci, Tangerang. Yang sangat berjasa adalah pastor Christ Tukiyat OSC. Akhirnya tahun 1996 dengan tekad bulat memutuskan masuk seminari menjadi calon imam Keuskupan Agung Semarang. Pada tanggal 12 Juli 1996 mulai menjalani formatio sebagai calon imam.
Tahap pertama di Wisma Sanjaya, Jangli Semarang. Selama 1 tahun mejalani TOR (Tahun Orientasi Rohani). Kemudian meneruskan peziarahan di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan Yogyakarta untuk study filsafat dan teologi. Setelah menyelesaikan tahap pertama studi filsafat dan teologi (selama 3 tahun) pada tahun 2000.

Selama 1 tahun ia menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Keuskupan Ketapang, Kalimantan Barat. Tahun 2001 kembali ke Kentungan untuk menyelesaikan study teologi sampai tahun 2003.
Menjalani program profesi imamat sampai 26 Mei 2004. Sebelumnya tanggal 17 April 2004 ditahbiskan menjadi Diakon oleh Bapak Uskup. Kemudian tanggal 29 Juni 2004 menerima Tahbisan Imamat.

Sejak kecil sangat menyukai seni khususnya gamelan dan pewayangan. Menurutnya Gamelan dilain sisi untuk melestarikan budaya jawa juga mempunyai makna lebih, yaitu membuat diri kita lebih tenang dan menemukan inspirasi. Tak heran semenjak Romo Tri menetap di pastoran Jumapolo, gamelanpun diusung untuk menambah inventaris gereja. Ia menganjurkan agar seluruh umat dapat memanfaatkan gamelan tersebut dengan sebaik-baiknya, untuk mengenal salah satu seni budaya jawa ini bagi umat yang awam dibidang ini, mengisi misa kita dengan gaya jawa, bahkan untuk mengisi waktu luang, dan yang tak kalah pentingnya melatih generasi muda kita untuk mencintai akar kebudayaan yang memang semestinya kita jaga dan kenal.
Baru beberapa bulan berkarya di Jumapolo, ia telah menumbuhkan nilai-nilai positif tentang keimanan, dan menyoroti kehidupan sosial di paroki ini. Ia selalu berpesan untuk kita dari tiga wilayah yang berbeda untuk menjalin kebersamaan dan bersatu membangun pondasi iman yang kuat di gereja kita yang tercinta ini. Salah satunya adalah meninggalkan keegoisan kita,dan mulai bertindak proaktif sebagai dasar untuk mewujudkan semua itu.

Menurut romo seorang imam itu tidak seperti GAJAH DIBLANGKONI, BISA KOJAH ORA BISA NGLAKONI dan juga bukan seseorang yang otoriter (amisesa), melainkan seorang pamurba yang senantiasa terbuka terhadap rahmat kasih Allah dan murah hati dalam menyalurkan rahmat kasih Allah bagi umat.
Pesan kami buat romo, SELAMAT BERKARYA DAN SEHAT SELALU

Siapa Organis Handal Selanjutnya?


Seperti kita ketahui sekarang ini keadaan di gereja , khususnya di paroki Jumapolo memprihatinkan sekali terutama untuk organis sangat kekurangan. Kita lihat dalam perayaan ekaristi seringkali tidak berjalan khidmat karena anggota koor merasa kesulitan untuk bernyanyi karena tidak ada organis yang mengiringi perayaan ekaristi .Maka dari itu anggota dewan sepakat untuk mengadakan les organ bagi pelajar-pelajar setiap lingkungan wajib mengirimkan wakilnya .Les diajarkan oleh Frater Wicaksono.Les dimulai di Gereja Santo Petrus Karangbangun pada hari Rabu dari pukul 14.00-19.00 WIB.Les organ ini berjalan dengan dibentuk kelompok 2 anak tiap jamnya. Puji Tuhan anak-anak sangat berminat dan antusias sekali mengikuti les organ ini .
Menurut Frater Wicaksono tidak banyak kesulitan dalam melatih anak-anak tersebut hanya saja ada kendala anak-anak tersebut hanya latihan organ ketika ada pelatihnya.Sebab banyak dari mereka yang tidak memiliki organ, padahal kemampuan bermain organ bisa dilatih dengan rutin setiap harinya.Banyak kemajuan dari latihan tersebut kami harap selanjutnya akan ada organis-organis handal yang dapat berkiprah dan memberi persembahan talenta yang mereka miliki untuk Tuhan Yesus. Tapi Siapakah organis-organis handal selanjutnya???

Jualah segala milikmu dan ikutilah aku

Markus 10: 17-27 (30)



Didit dalam suatu retret pribadi begitu merasakan gerakan Tuhan untuk membaktikan dirinya sebagai seorang pendidik di Irian. Dia merasa bahwa disana lebih dapat berguna dan mengabdikan ilmunya untuk orang-orang yang membutuhkan. Tetapi dia juga merasa berat, karena harus meninggalkan semua kenalan dan saudara-saudaranya di Jawa. Ia juga bimbang, apakah di tempat baru nanti dapat hidup dengan fasilitas yang cukup. Ia bimbang untuk memutuskan.
Toni maunya hidup membiara bahkan mau mengabdikan diri kepada TUhan dalam hidup membiara yang ketat. Waktu mau mengucapkan kaul terakhir, ia harus menandatangani surat perjanjian bahwa tidak akanmau menerima warisan dari orang tuanya, sebagai tanda mau hidup miskin dan hanya bergantung pada Tuhan. Namun hatinya berat. Muncul kebimbangan,akan ditandatangani atau tidak. “Bagaimana kalau nanti dalam perjalanan saya tidak kuat, bukankah saya membutuhkan harta warisan orang tua saya?” Demikian bisik hatinya.
Rudi adalah seorang imam yang cukup enak hidupnya di suatu gereja yang subur dan serba kecukupan. Bahkan, di waktu luangnya dia dapat mengembangkan ilmunya di universitas terdekat. Suatu hari dalam refleksi bersama dalam keuskupannya, disadari bahwa dibutuhkan seorang imam untuk bekerja di gereja pelosok, di atas gunung yang kering. Orang-orang di situ memang lebih membutuhkan bantuan paling sedikit untuk waktu 3 tahun sampai ada tahbisan imam baru. Si pastor ini dalam kesadarannya yang terdalam tergerak untuk mengambil kesempatan itu, karena dia menyadari di situ Tuhan lebih memanggilnya untuk mewartakan kabar gembira. Tetapi di balik itu dia bingung. Macam-macam pertanyaan muncul: Apakah saya akan diterima di sana, apakah saya dapat hidup di sana. Apakah saya dapat mengembangkan hobi dan ilmu saya di sana?
Mirip dengan pengalaman di atas, orang kaya dalam Injil hari ini mengalami hal serupa. Si kaya yang sudah hidup baik dengan menjalankan semua perintah Tuhan dalam hukum taurat, tergerak untuk hidup lebih sempurna. Jawaban Yesus sungguh mengagetkan dia. “Kalau engkau ingin sempurna, juallah semua hartamu, berikan kepada orang miskin, lalu ikutlah Aku.” Hasilnya dia pergi dengan kecewa, karena hartanya banyak. Orang kaya itu menyadari panggilan Tuhan untuk hidup lebih sempurna, namun dia sulit untuk melakukan yang disadarinya itu. Harta baginya masih menjadi halangan untuk dapat mengikuti Tuhan lebih sempurna.
Kekayaan sendiri bukanlah sesuatu yang jelek, bahkan yang dapat banyak membantu orang hidup lebih baik. Menjadi kaya pun bukan suatu yang jelek, karena orang kaya pun dapat berbuat baik dan melakukan kehendak Tuhan. Kekayaan, harta dunia, sesuatu yang netral, sesuatu yang diperlukan untuk hidup, namun tetap harus disadari bahwa itu bukan tujuan hidup. Itu tetap hanya sarana untuk hidup lebih baik. Di sinilah letak sikap moral kita terhadap harta. Harta itu netral dan dapat menjadi baik sejauh digunakan untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama.
Apakah orang yang meninggalkan segalanya, pasti baik? Juga tidak. Kalau orang meninggalkan segalanya tetapi tidak sampai kepada tujuan yang lebih penting yaitu mengikuti Tuhan, maka makna meninggalkan segalanya juga kurang berarti.
Mungkin bagi kita, yang tidak sangat kaya harta, harta tidak jadi masalah. Malah mungkin harta masih harus kita cari agar hidup kita lebih maju dan terjamin. Namun demikian, tetap ada bahaya bahwa dalam pencarian harta itu, kita melupakan semangat dasarnya, yaitu bahwa harta itu sarana hidup. Kadang terjadi bahwa justru karena kita belum kecukupan harta. Maka dalam pencariannya seakan menganggap harta itu sebagai tujuan satu-satunya kehidupan. Dan ini dapat mengakibatkan kita lupa segala yang lain, lupa akan yang lebih penting.
Yang menarik bagi saya dalam kisah ini adalah bahwa dalam hubungan kita dengan Tuhan, selalu Tuhan menginginkan hubungan itu semakin dekat dan sempurna. Semakin orang hidup lebih baik, semakin Tuhan menginginkan dia lebih sempurna lagi. Dalam proses untuk menjadi lebih sempurna dalam mengikuti Tuhan itu, dapat terjadi bahwa orang diminta untuk meninggalkan sesuatu yang telah lama dirasakan sebagai suatu yang baik dan berguna. Ini dapat berupa harta, teman, saudara, kesukaan, hobi, keahlian, tempat, situasi aman, kecantikan, kejantanan, persaudaraan, hubungan baik, dll. Hal ini tidak mudah dan kadang terasa menyakitkan. Yang menjadi soal, apakah kita memang mau menjadi lebih sempurna mengikuti Tuhan. Bagi manusia itu tidak mungkin, tetapi bagi Allah semuanya mungkin.

Kasih yang Mengampuni

“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”(Matius 5:44). Kata-kata yang terdengar aneh, tidak masuk akal, cenderung munafik atau tidak adil. Kenapa kita mesti mengasihi orang yang kita benci? yang paling tidak kita harapkan kehadirannya, bahkan mungkin berharap kematiannya. Memang sulit diterima, apalagi bagi pemuda untuk bisa memaafkan, rasanya seperti seorang pecundang, kalah, tak punya harga diri. Tidak sulit saya mengatakannya karena kita kerap mengalaminya. Memaafkan orang yang dengan terang-terangan membenci kita, atau tidak menghargai keberadaan kita.




Memaafkan memang sulit, kadang sangat sulit hingga tak bisa dibayangkan, tetapi setelah saya pikirkan lagi, kata-kata Yesus tadi memang “benar benar benar”. Tidak berlebihan saya mengucapkan benar sampai tiga kali. Ingat waktu Yesus ditangkap dan dibawa ke tengah halaman Imam Besar? Bahkan Yesus masih memaafkan Petrus saat murid kesayangannya sendiri menyangkal-Nya sebagai seorang guru dan pemimpin (Lukas 22:54-62). Mungkin tidak adil saya membandingkannya dengan Yesus, tapi bukankah kasih untuk mengampuni tidak butuh pembanding, tolok ukur atau alasan sekalipun. Saya mau berbaikan dengan seseorang maka saya akan berbaikan tanpa berfikir apakah dia mau memaafkan saya, atau beralasan kenapa tidak dia duluan yang minta berbaikan. Memaafkan memang butuh keikhlasan dan kerendahan hati, kenapa tidak? kalau memang kerendahan hati dan keikhlasan merupakan definisi lain dari ajaran kasih sayang Yesus. “Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Maha Tinggi.” Lebih dari itu upah Anda sudah Anda terima saat itu juga. Apa yang lebih indah daripada hati yang tentram dan damai. Mungkin bunga akan mekar bila di dekat Anda, atau harimau akan sejinak merpati bila memandang Anda. Saya membayangkan betapa indahnya dunia bila setiap pribadi menyadari dan dengan senang hati menerima sesamanya sebagai teman.

Mulailah sekarang, sudah banyak contoh-contoh tentang memaafkan, kisah-kisah pengampunan, pertobatan dan perdamaian, apalagi sekarang kita memasuki masa prapaskah. Masa dimana semua orang berpuasa dan pantang. Tujuan lain dari puasa selain belajar menahan hawa nafsu, lapar, dan belajar memaafkan adalah sedikit menyisihkan uang yang seharusnya digunakan untuk orang lain. Contohnya bersedekah, mempersembahkan sebagian penghasilan kita untuk pembangunan gereja dan masih banyak hal yang lain. Sri Paus Yohanes Paulus II mau menjenguk ke penjara bahkan memanggil teman kepada orang yang hampir merenggut nyawanya ( Mohamed Ali acka), kisah anak yang hilang yang masih diterima Bapanya, dan Yesus sosok pengampun dan penuh belas kasih, yang masih sempat mendoakan orang-orang yang menyalibkan-Nya. Bila anda masih sulit memaafkan, berdoalah pada-Nya dan minta pertolongan karena Dialah sumber kasih sejati.

Mgr Ignatius Suharyo Pr resmi jadi Uskup Koajutor

Setelah enam bulan kemarin, Uskup Agung Semarang Mgr Ignatius Suharyo Pr akhirnya resmi menjabat sebagai Uskup Koajutor pada Keuskupan Agung Jakarta. Sebagai Uskup Koajutor, Suharyo akan mewakili Uskup Agung Jakarta Mgr Julius Kardinal Darmaatmaja jika ia berhalangan.
Misa Kudus Penerimaan Mgr Suharyo dilakukan di Gereja Katedral Jakarta, Rabu (28/10) pukul 10.00 tadi. Misa dipimpin langsung oleh Mgr Kardinal Julius Darmaatmaja.
Koor dari Paroki Kristus Raja Kampung Duri mendapat kehormatan mengiringi Misa Agung yang dihadiri Duta Besar Vatikan Mgr Leopoldo Girelli, Uskup Bandung Mgr Pujasumarto Pr, dan Uskup Bogor Mgr Cosmas Angkur OFM itu.



Dalam Gereja Katolik ada dua macam uskup pendamping, yakni Uskup Auxilier dan Uskup Koajutor. Uskup Auxilier tidak secara otomatis akan menggantikan uskup lama jika yang bersangkutan tidak bisa menjalankan tugasnya. Sedangkan Uskup Koajutor, seperti yang disandang Mgr Suharyo, secara otomatis akan menggantikan uskup jika yang bersangkutan tidak bisa menjalankan tugasnya.
Untuk sementara, Mgr Suharyo dan Mgr Julius akan tinggal di tempat terpisah, tetapi untuk kegiatan pelayanan ataupun birokrasi keuskupan akan selalu dikomunikasikan.
"Saat ini Uskup Agung Jakarta seakan berkaki empat," kata Kardinal menganalogikan kondisi di KAJ saat ini. Meski begitu, Kardinal berharap agar umat dapat memperlakukan Mgr Suharyo seperti umat memperlakukan dirinya.
Mgr I Suharyo dalam sambutannya di pengujung perayaan mengungkapkan, dirinya sebenarnya sudah diminta untuk datang ke Jakarta seusai pengangkatannya oleh Paus pada 25 Juli lalu. Akan tetapi, dia meminta waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas pokoknya di Keuskupan Agung Semarang.
Seperti diberitakan, pimpinan tertinggi Gereja Katolik Dunia Paus Benediktus XVI telah menunjuk Mgr Ignatius Suharyo, Uskup Agung Semarang, sebagai Uskup Koajutor Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Sabtu (25/7) pukul 17.00 WIB atau pukul 12.00 waktu Roma.